Minggu, 28 April 2013

The secret



Kemarin malam, saya nonton DVD the Secret. Setelah saya menunggu akhirnya kesampaian juga nonton “film dewasa” ini Sendiri. Lho iya, ini film dewasa, karena insyaAllah akan mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung-jawab.Film yang berdurasi sekitar 90 menit ini diproduseri oleh Rhonda Byrne dan disutradarai oleh Drew Heriot. Tidak ada jalan cerita yang perlu diikuti secara bertele-tele, karena the Secret dibuat dengan format “kuliah” dari para master dalam bidang filsafat, spiritualitas, motivasi, pengusaha, ahli keuangan, ahli fisika kuantum, dsb. Diselingi dramatisasi singkat atas topik yang diulas. The Secret di Amerika Serikat cukup ramai dibicarakan. Selain mendapat ulasan yang luas di media, the Secret juga antara lain pernah tampil pada acara Larry King November lalu, dan awal Februari 2007 ini akan tampil pada acara Oprah.

Film ini diawali dengan adegan seorang wanita yang sedang mengalami masalah hidup, kalau tidak salah diperankan Rhonda Byrne sendiri. Kemudian dia menemukan sebuah buku yang mengungkapkan rahasia terbesar sepanjang jaman. Yang merupakan jawaban atas segala persoalan yang sedang dia alami. Kemudian, karena penasaran, dimulailah pencarian akan the Secret itu sendiri, yang ternyata di masa lalu dikuasi oleh orang-orang yang telah memberikan sumbangan besar kepada dunia, seperti Newton, Emerson, Beethoven, Edison, Einstein, dsb. Byrne kemudian menemukan beberapa Secret Teacher masa kini, yang akan membeberkan rahasia tersebut.

Kemudian tampil-lah Bob Proctor memberikan pengantar tentang the Secret. Kemudian satu per satu Secret Teacher yang lain tampil memberikan penjelasan dari berbagai sudut pandang. Diantaranya John Assaraf, Rev. Michael Beckwith, John Demartini, Jack Canfield, James Arthur Ray, Joe Vitale, Lee Brower, Marie Diamond, Mike Dooley, Bob Doyle, Hale Dwoskin, Cathy Goodman, Morris E. Goodman, John Gray, John Hagelin, Bill Harris, Esther Hicks, Ben Johnson, Loral Langemeier, Lisa Nichols, David Schirmer, Marci Shimoff, Denis Waitley, Neale Donald Walsch, dan Fred Alan Wolf. Lengkap.

Jadi apakah sebenarnya the Secret yang konon di masa lalu dikubur, disembunyikan, bahkan dilarang untuk diedarkan ke publik itu? Rahasia terbesar itu adalah bahwa ternyata pikiran manusia akan membentuk realitas yang akan dia alami. Konsep ini disebut juga Law of Attraction. Bahwa pikiran kita sendiri yang selama ini menarik kejadian-kejadian yang kemudian kita alami. Like attracts like. Pikiran yang positif akan menarik hal-hal yang positif. Pikiran yang negative akan menarik hal-hal yang negative. Inilah rahasia terbesar itu. Kedengaran nya sederhana, namun membawa dampak yang luar biasa. Jika hal ini benar, maka kita akan dapat dengan mudah menentukan masa depan kita dengan mengatur pikiran kita. Pertanyaan nya bagaimana kita dapat mengatur pikiran kita. Perhatikan saja, dalam keseharian kita, betapa kita lebih sering berpikiran negatif dari pada positif. Betapa sering pikiran kita ada dalam kondisi “autopilot“, mengawang-awang, melayang-layang entah kemana. Memikirkan ketakutan-ketakutan akan masa depan, memikirkan penyesalan di masa lalu, yang akhirnya hal-hal negatif yang kita khawatirkan akan “ditarik“ ke dalam hidup kita. Manusia berpikir ribuan kali dalam sehari. Sebagian besar dilakukan tanpa kesadaran. Padahal setiap pikiran kita akan membawa “buah“ nya.

Lantas bagaimana menjaga agar kita selalu memiliki pikiran yang akan membawa hal-hal yang baik dalam hidup kita? Dalam hal ini perasaan memegang peran sangat penting. Misalnya pikiran yang membawa perasaan-perasaan marah akan membawa hal-hal yang menyebabkan rasa marah. Sementara pikiran yang membawa perasaan cinta, akan membawa hal-hal yang membuat kita tetap memiliki rasa cinta. Latar belakang “ilmiah” dari Law of Attraction ini adalah bahwa pikiran kita adalah gelombang, sebagaimana setiap partikel yang menyusun semesta ini. Sehingga pikiran kita selalu membangkitkan getaran yang akan direspon oleh semesta. Dalam fisika kuantum juga dikemukakan ide bahwa kejadian di luar sana hanyalah samudera kemungkinan-kemungkinan, yang menjadi “realitas” setelah dibentuk oleh pikiran. Jadi pikiranlah yang membentuk “dunia” kita.

Lantas bagaimana memanfaatkan the Secret? Sesederhana Aladdin menggunakan lampu wasiat nya. Kisah Aladdin adalah metafora interaksi antara manusia (Aladdin) dan semesta (digambarkan sebagai Jin). Disaat manusia sudah memutuskan permintaanya, maka semesta akan menjawab dengan: “Your wish is my command!”. Untuk itu proses kreatif yang dapat kita lakukan adalah: Pertama: Ask. Tentukan apa yang kita “minta”. Apa yang kita inginkan untuk wujudkan. Kedua: Believe. Percaya bahwa apa yang kita inginkan sudah dikabulkan. Percaya total diluar apa yang saat ini kita sedang lihat ada alami. Kemudian: Receive. Yaitu Take Action untuk menerima apa yang semesta berikan kepada kita. Proses ini dapat menjadi lebih powerful dengan menerapkan dua hal, yaitu: Gratitude, rasa syukur atas apa yang telah kita dapatkan. Dan Visualisasi, yaitu melakukan visualisasi atas apa yang kita inginkan dalam bentuk gambaran mental yang kuat, dan disertai perasaan yang mendalam.

Dalam bidang apakah the Secret dapat diterapkan? Nyaris dalam segala bidang kehidupan. Tidak hanya dalam hal keberhasilan financial. The Secret dapat kita aplikasikan dalam kesehatan, hubungan antar manusia, dsb. Selengkapnya film ini membahas The Secret: to Money, to Relationship, to Health, to the Word, to You, bahkan to Live.

Rhonda Byrne mengakui dalam komentar pada film nya, bahwa film ini dibuat setelah dia memperoleh inspirasi dari dua buah buku self-help classic, yaitu: the Science of Getting Rich (1910) karya Wallace D. Wattles dan the Master Key System (1912) karya Charles F. Haanel. The Master Key System disebut-sebut sebagai buku yang memperngaruhi Bill Gates sewaktu drop out kuliah dan mulai membangun Microsoft. Buku ini mengupas dengan sangat detil tentang Law of Attraction, jauh sebelum penulis buku motivasi bermunculan di AS. The Master Key System asli nya adalah materi kursus tertulis yang diberikan oleh Haanel. Haanel adalah seorang industrialis sukses masa lalu. Dan orang bersedia membayar $1,500 (jumlah yang sangat besar masa itu) untuk mengikuti kursus tertulisnya. Konon didikan Haanel pun mengikutu kisah sukses guru nya.

Secara umum menonton film ini jelas bermanfaat. Anda disajikan intisari dari ratusan buku sukses yang pernah ada. Langsung dari pakarnya. Tahun 2005 saya sempat juga menyaksikan film sejenis, yang berjudul What the Bleep Do We know?. “Bleep” disini maksudnya adalah sensor dari “F word”. Beda nya, the Bleep lebih mengupas tentang Quantum Physics dan bagaimana pikiran manusia membangun realitas yang dia alami. Format nya pun hampir sama. Kuliah dari pakar yang diselingi drama. Bahkan dua pakar dalam the Bleep tampil juga dalam the Secret, yaitu John Hagelin dan Fred Alan Wolf. Keduanya pakar fisika kuantum. Hanya dramatisasi dalam the Bleep jauh lebih menarik karena ada jalinan cerita nya. Pemeran nya pun tidak tanggung-tanggung, aktris tuna rungu pemenang Oscar Marlee Matlin.



Nama   : Mohamad Agung Dharmawan
kelas    : 2sa01
Npm    : 14611552

Minggu, 21 April 2013

Makalah










Pemanfaatan
Peluang usaha / bisnis

Name   : MOHAMAD AGUNG DHARMAWAN
NPM      : 14611552
CLASS : 2 SA01


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
          Kemacetan kerap terjadi di pintu tol yang disebabkan oleh lamanya proses pembayaran di loket secara tunai. Hal inilah yang membuat E-Toll Card diluncurkan oleh Bank Mandiri, yang bekerjasama dengan pihak PT Jasa Marga dan operator jalan tol sebagai solusi pembayaran cepat. Pengembangan E-Toll Card ini merupakan merupakan salah satu jenisInterorganizational Information System, yang mencakup dua organisasi atau lebih dengan tujuan utama untuk mengefisiensikan memproses transaksi, serta pendukung kolaborasi dan komunikasi.
Maka dari itu, penulis membuat makalah “Interorganizational Information system (IOS) dalam Hubungan Kerjasama Proyek Kartu E-Toll antara PT. Jasa Marga, PT. Bank Mandiri, dengan beberapa Operator Tol” agar dapat menelaah lebih jauh tentang infrastrukur utama, tantangan, dan  prospek ke depan tentang IOS dalam pengembangan E-Toll Card ini.
1.2    Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun akan membahas:
1.      Apakah arti dari Interorganizational Information System?
2.      Apakah yang dimaksud dengan E-Toll Card?
3.      Apakah infrastruktur utama dari Interorganizational Information System pada hubungan    kerjasama proyek kartu E-Toll antara PT. Jasa Marga, PT. Bank Mandiri, dengan beberapa Operator Tol?
4.      Bagaimana prospek ke depan dari hubungan kerja melalui Interorganizational Information System tersebut?
1.3    Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah adalah:
1.      Menjelaskan pengertian dari Interorganizational Information System.
2.      Menjelaskan pengertian dan pengembangan E-Toll Card.
3.      Menjelaskan infrastruktur utama dan prospek ke depan dari Interorganzational Information System dari hubungankerjasama proyek kartu E-Toll antara PT. Jasa Marga, PT. Bank Mandiri, dengan beberapa Operator Tol.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Penjelasan dan Infrastruktur Utama dari Interorganozational Information System (IOS)
Interorganizational Information System (IOS) adalah sistem informasi yang menghubungkan dua atau lebih organisasi dan mendukung interorganizational operations seperti supply chain management. Fungsi utama IOS adalah mengatur aliran produk, layanan dan informasi di perusahaan. (Willey: 2007)
Infrastruktur utama dari IOS adalah:
                          1.            Electronic Data Interchange (EDI), merupakan suatu standar komunikasi  yang memungkinkan dilakukannya transfer elektronik dari dokumen rutin, diantara mitra bisnis.
                          2.            Extranet, Merupakan jaringan komputer yang menghubungkan mitra bisnis melalui Internet dengan menyediakan akses ke area tertentu dari setiap Intranet dari korporasi yang lain.
                          3.            XML (eXtendsible Markup Language), merupakan suatu penyederhanaan versi dari SGML (Standard Generalized Mark-up Language) untuk meningkatkan kompatibilitas diantara sistem yang berbeda dari mitra bisnis dengan mendefinisikan arti dari data didalam dokumen bisnis.
                          4.            Web Services (layanan web), merupakan suatu modul yang dikirimkan melalui Internet, yang digunakan untuk berbagi data dan layanan dari sistem yang terpisah. Web services juga dapat mendukung IOS dengan menyediakan integrasi yang mudah untuk sistem internal dan eksternal yang berbeda.

2.2.     E-Toll Card
2.2.1.  Definisi E-Toll Card
           E-Toll adalah kartu elektronik yang digunakan untuk membayar biaya masuk jalan tol. Pengguna e-toll hanya perlu menempelkan kartu untuk membayar uang tol dalam waktu 4 detik. Penggunaan e-toll juga mengurangi biaya operasional karena hanya diperlukan biaya untuk mengumpulkan, menyetor, dan memindahkan uang tunai dari dan ke bank. Selain menjadi langkah awal dalam modernisasi pengumpulan uang, penggunaan e-toll juga dimaksudkan untuk mengurangi pelanggaran (moral hazard) karena petugas tol tidak menerima pembayaran secara langsung.
Kartu ini dikeluarkan oleh kerjasama PT Jasa Marga Tbk, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, Bank Mandiri, dan PT Marga Mandala Sakti.

2.2.2.    Fitur dan Cara transaksi
             Fitur e-Toll antara lain adalah sebagai pengganti uang cash untuk transaksi pembayaran tol, kartu dapat dipindahkan, saldo terdapat di kartu, dapat diisi ulang, memiliki saldo maksimal Rp. 1 juta dan saldo minimal Rp. 10 ribu. adapun manfaat e-toll adalah :
1.   Sebagai pengganti uang tunai
2.   Transaksi pembayaran tol lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan cash
3.   Dapat digunakan untuk transaksi di luar merchant tol (Indomaret, SPBU, beberapa mechant F&B, dsb)

2.2.3.    Kelebihan E-Toll Card
             Layanan terhadap pengguna e-toll card melalui pengembangan layanan gardu tol otomatis (GTO) yang memberikan kecepatan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi e-toll card. Waktu transaksi di gardu tol akan lebih cepat atau efisien tanpa harus berinteraksi dengan petugas tol. Bahkan pengemudi tidak perlu menghentikan mobil pada saat melakukan transaksi pembayaran tarif tol dengan e-Toll Card, hanya saja si pengemudi bisa memperlambat kecepatan mobilnya. Dengan layanan e-Toll Card ini diharap akan mempercepat pembayaran dan bisa menyingkat waktu sehingga antreian panjang disekitar gerbang tol tidak terjadi lagi seperti biasanya.

2.2.4.      Kekurangan e-toll Card
               Penggunaan kartu e-toll ini masih ada kelemahan yaitu diterbitkan oleh pihak bank dengan sistem prabayar, memiliki nilai minimum nominal dan hanya bisa dipergunakan pada beberapa ruas. Pelayanan antara konsumen pengguna e- toll dan pembayaran tunai pun masih dalam antrian yang sama, sehingga dampaknya belum terlalu terasa. Secara konstruksi hukum pun hubungan antara operator dengan pihak penerbit kartu e-toll, dalam hal ini pihak bank merupakan hubungan kerjasama dalam hal pembayaran.
2.3.   Infrastruktur Utama Interorganizationa Information System dari hubungan kerjasama antar perusahaan dalam proyek E-Toll Card
          Dalam makalah ini yang akan kita bahas adalah bentuk hubungan kerja antara PT. Jasa Marga, PT. Bank Mandiri, dengan beberapa Operator Tol  dalam proyek pembuatan kartu E-Toll, yaitu kartu elektronik yang digunakan untuk membayar biaya masuk jalan toltanpa perlu membayar dengan uang tunai. Untuk mengembangkan fasilitas ini, maka diperlukan   Interorganizational Information System.
Bentuk nyata dari Interorganizational Information System ini ialahdengan adanya Electronic Data Interchange (EDI) dalam bentuk teknologi Radio Frequency Identification (RFID), yaitu suatu teknologi yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama seperti kartu ATM, tetapi bedanya adalah kartu RFID tidak perlu digosok (contactless) sehingga kartu RFID tidak perlu dikeluarkan dari dompet dalam proses pembayaran, pengguna cukup mendekatkan dompetnya ke terminal pembayaran atau disebut reader.  Teknologi ini tentunya juga membutuhkan suatu komponen yang mendukung, seperti perangkat keras komputer dan berbagai perangkat lunak lainnya yang berfungsi untuk mendeteksi kartu E-Toll dan untuk peyimpanan data, serta dengan adanya internet dan fasilitas jaringan komunikasi yang berfungsi  untuk mengirim data  ke pihak bank sehingga dapat memotong jumlah saldo yang ada di kartu E-Toll tersebut secara langsung. 
Dari hal diatas terlihat bahwa hubungan kerja antar perseroan ini telah mencakup infrastruktur dari Interorganizational Information System yaitu EDI , XML, Extranet dan web service.
2.3.   Prospek ke depan dari hubungan kerja antara PT. Jasa Marga, PT. Bank Mandiri, dengan beberapa Operator Tol  dalam proyek pengembangan kartu E-Toll.
2.3.1.  Tantangan
           Tantangan yang terbesar dalam hubungan kerja ini ialah kemampuan pengelolaan data, SDM, tanggapan masyarkat serta pengembangan teknologinya. Hubungan semacam ini haruslah didukung sumber daya manusia dan teknologi yang memadai. Dapat dibayangkan apabila teknologi yang digunakan tidak memadai kebutuhan yang amat tinggi, maka fasilitas ini tidak akan dapat berjalan lancar. Demikian juga halnya apabila banyak tanggapan negatif dan keluhan masyarakat pengguna E-Toll Card terhadap sistem ini, maka fasilitas ini akan sulit untuk dikembangkan karena tak ada dukungan dari masyarakatnya.
2.3.2.   Peluang
            Dapat dilihat bahwa peluang bagi kerjasama ini amatlah besar, mengingat pengguna sistem ini sangat menguntungkan bagi para custumer(pengguna E-Toll Card) dari segi kemudahan dan efisiensi waktu sehingga membuat pengguna jalan tol semakin banyak, dan  hal itu akan membuat keuntungan pihak-pihak perusahaan yang bersangkutan semakin besar juga. Tentunya peluang seperti itu akan dapat dilakukan bila tantangan-tantangan dalam penerapan sistem ini dapat dihadapi dan diselesaikan dengan mudah.
Maka dari itu, peluang bisnis ini sangat memerlukan dukungan-dukungan dari berbagai pihak, diantaranya:
·         Dukungan pemerintah
      Pemerintah mengambil peran penuh bagi jalan atau tidaknya sistem E-Toll ini. Tanpa dukungan pemerintah maka kelangsungan bisnis ini tidak akan berjalan mudah.
·         Dukungan Masyarakat
      Beberapa pihak dalam masyarakat pasti merasa sangat terbantu dengan adanya teknologi ini sehingga masyarakat pun turut membantu kelangsungan kegiatan tersebut.
·         Dukungan Teknologi dan Infrastruktur
      Jika teknologi dan infrastuktur memadai, maka kegiatan ini akan berjalan lancar sehingga peluang pihak-pihak perusahaan dalam mendapatkan keuntungan dari hal ini akan semakin besar juga. Maka dengan kata lain, perusahaan yang memakai EDI dalam menjalankan bisnisnya memiliki prospek yang jauh lebih baik dibandingkan yang perusahaan tidak menggunakannya.







BAB III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
          Bentuk dari Interorganizational Information System yang terlihat dari hubungan kerja antar perusahaan menyangkut pengembangan E-Tollini adalah pada fasilitas – fasilitas yang diberikan. Keberadaan EDI menjadi sorotan utama karena menjadi penyangga utama bagi kelangsungan fasilitas – fasilitas tersebut. Dan keberadaan EDI telah mencakup semua infrastuktur dari Interorganizational Information Systemitu sendiri.
Dapat disimpulkan pula bahwa Interorganizational Information System memberikan berbagai kemudahan bertransaksi dan kemudahan mendapatkan informasi serta menjadikan sistem memiliki nilai ekonomis dan efisiensi yang sangat tinggi sehingga memiliki keuntngan prospek yang baik dalam aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang dibandingkan oleh pihak perusahaan yang tidak menggunakan EDI dalam menjalankan bisnis perusahaannya. Contohnya seperti E-Tool Card yang dijelaskan di dalam makalah ini.





·        DAFTAR  PUSTAKA


1.      Turban, dkk. Information Technology For Management 6th Edition.
3.      http://blogs.uajy.ac.id/riandigentry25/2012/11/08/functional-enterprise-and-interorganizational-systems/